Rabu, 03 Desember 2014

Thazudin 1945

Aku... selalu bahagia...
Saat hujan turun...
Karna aku dapat mengenangmu...
Untukku sendiri...

Lirik lagu Utopia diatas, emang paling pas kalo di nyanyiin sambil main hujan-hujanan.
Dari kecil aku emang suka banget sama yang namanya hujan. Eh, hujan nomer 2 sih, karena yang nomer 1 aku suka-nya sama kamu...
*Iya kamu, yang sekarang lagi baca ini.*

Ngomongin soal hujan...
Waktu kecil, aku pernah sakit demam gara-gara hujan-hujanan. Sejak saat itu, aku dilarang hujan-hujanan oleh Ibuku. Tapi untungnya Ayahku baik, jadi aku masih boleh main hujan-hujanan, asalkan.. pake payung.


Walaupun main hujan-hujanan pake payung itu gak asik, tapi aku bersyukur karena setidaknya aku masih bisa hujan-hujanan bareng teman-teman.
Permainan yang paling sering aku dan teman-temanku lakukan ketika hujan adalah bermain sepak bola. Tapi, semuanya berubah setelah aku sakit demam. Teman-temanku jadi gak mau ngajakin main bola, gara-gara aku main bola-nya suka bawa-bawa.. payung.

***

Sekarang aku sudah dewasa, main bola sambil hujan-hujanan sudah tidak mungkin lagi kulakukan. Sekarang hal yang paling ingin aku lakukan ketika turun hujan adalah... Main kejar-kejaran bareng pacar, sambil nari sama nyanyi-nyanyi gitu.
*Ah... Serasa main di film india* ^_^

Tapi sayangnya semua itu masih sebatas angan-anganku saja, karena sampai saat ini aku masih... ehm... Jomlo.
Tapi itu bukan masalah buatku, walaupun aku Jomlo, tapi aku masih bisa ko main kejar-kejaran. Dan sekarang kalo turun hujan, aku suka main kejar-kejaran sama warga kampung sebelah. Uhh... pokoknya itu seru dan menegangkan, apalagi main kejar-kejarannya sambil di teriakin...

"Maling... maling... maling...!!!"
(Jangan tiru adegan ini, hanya dilakukan oleh profesional)

Tapi itu dulu...
Sekarang aku sudah insyaf, karena sekarang aku berada... di dalam penjara.
*ini gara-gara aku belum profesional*

Jujur saja, selama aku berada di dalam ruang penjara ini, aku selalu merindukanmu...
*iya kamu, yg sekarang masih baca ini*

Aku rindu lihat wajahmu yang lugu, rindu lihat cerahnya senyummu, rindu lihat tingkahmu yang lucu, juga rindu lihat kamu dari lubang kunci pintu toilet. 'eh.
*Abaikan*

Sekarang...
Tidak ada yang bisa aku lakukan selain merenung, tidak ada yang aku tunggu selain musim berganti, dan tidak ada yang menemaniku selain jeruji besi.

Hey kamu...
Aku tak kuat lagi menahan rindu ini, ingin rasanya aku menabrak tembok dan berlari menghampiri mu. Atau... menggali terowongan bawah tanah dari sini menuju kamarmu.
Ah, tapi da aku mah apa atuh...
Jangankan membuka pintu penjara, membuka pintu hati kamu aja aku gak bisa.

Kini...
Selain ingin bertemu denganmu...
Hanya tinggal satu permintaanku...
yaitu :

Belanda...
Tolong bebaskan aku dari sini...
Aku ingin...
Mm... main hujan-hujanan...


- The End -



(Surat ini ditulis oleh Thazudin, seorang tahanan perang. Bertanggal, 15 Agustus 1953)
*1953?? Udah merdeka, Keleus*

Tidak ada komentar:

Posting Komentar