Kamis, 10 Juli 2014

Stevolni eps. 4 : Sedingin Cintamu

   Salju turun perlahan namun tanpa henti, hingga menutupi jalanan aspal dan teras-teras di sekitar Wisma Karya Subang. Sejauh mata memandang yang terlihat hanyalah warna putih, dinginnya angin menerpa wajah Dadang yang sedang duduk termangu di pinggiran trotoar. Ia tidak peduli meski di hadapannya banyak mobil angkot balapan sama mobil tamiya, ataupun dengan cuaca yang terus menurun derastis hingga minus 39 derajat cel-cius miapa ?

   Dadang masih tidak bisa percaya, cintanya yang sudah ia pendam selama ratusan tahun di tolak begitu saja oleh Selfie. Dengan tubuh yang menggigil karena kedinginan, kemudian Dadang meluapkan amarahnya pada tiang listrik yang ada di sebelahnya.
"Hey... apa yang membuatmu menolakku... apa karena aku pria kurang kaya ? apa karena aku pria kurang tampan ? walaupun memang begitu, tapi setidaknya aku bukanlah pria kurang ajar. Yaa... memang ada satu lagi sih kekuranganku... aku pria kurang gizi."
Kemudian Dadang menundukan kepalanya beberapa saat, lalu melanjutkan kembali kemarahannya.
"Aku kurang gizi gara-gara myamuk yang ada di rumahku... di tempat lain mereka nyedot darah... tapi di rumahku ??? mereka semua malah nyedot lemak."

   Karena sudah merasa bosan, Dadang pun beranjak dari duduknya dan berjalan menyusuri trotoar melewati para penjual makanan dan minuman khas Italy seperti... ketan bakar, sorabi oncom, bandrek, bajigur dll. Sebenarnya Dadang ingin membeli bandrek untuk menghangatkan dirinya yang sedang kedinginan, tapi sayangnya ia tidak punya uang sepeserpun. Dadang jadi nyesel dulu waktu SD ia pernah bolos sekolah, gara-gara ketahuan bolos, akhirnya Dadang di hukum ayahnya dan gak di kasih uang jajan selama 19 tahun.

   Di saat sedang melangkah, tiba-tiba terlintas di pikiran Dadang, bagaimana, jikalau, misalnya, apabila, seumpama, Selfie menolaknya hanya untuk mrlihat seberapa besar cinta Dadang untuknya, atau mungkin... Selfie menolaknya karena Selfie masih trauma untuk berpacaran, apalagi seingat Dadang 2 bulan lalu Selfie baru saja di putusin pacarnya, hanya gara-gara Selfie karokean nyanyi lagu Geisha - Lumpuhkanlah ingatanku... pake speaker masjid.

   Setelah di pikir-pikir dengan amat sangat baik sekali banget very much pisan, Dadang pun memutuskan untuk kembali memperjuangkan cintanya kepada Selfie, Dadang tidak peduli walau harus menghabiskan waktu selama 22 tahun 2 bulan 22 hari (kaya waktu di turunkannya Al-Qur'an). Dadang pun siap walau harus di tolak sabanyak 2698 kali, ia akan terus memperjuangkan cintanya sampai Selfie sadar bahwa cinta Dadang untuknya lebih besar dari pria manapun yang ada di dunia ini.

   Baru saja Dadang melanjutkan langkahnya untuk pulang kerumah, ia di kagetkan oleh seorang nenek tua yang mengenakan jubah dengan 3 warna berbeda, yaitu... hitam pucat, hitam metalik dan hitam kehitam-hitaman. Terlihat dari raut wajahnya sisa-sisa kecantikan yang pernah ia miliki sewaktu ia muda dulu, ia juga mengenakan jepit kecil berwarna ungu di rambutnya, tanpa di tanya terlebih dahulu, nenek itu langsung mengatakan sesuatu pada Dadang.
"Nak... kamu pasti lahirnya tanggal 27 ya...? seperti kebanyakan orang yang lahir di kelipatan angka 9 (9-18-27) kamu harus hati-hati dengan suatu hubungan, karena akan ada godaan perpisahan, meski sudah ada tali pertunangan atau pernikahan sekalipun."
Awalnya Dadang tidak terlalu peduli dengan apa yang di katakan nenek itu, namun sekilas ia teringat dengan tantenya yang lahir tanggal 18, tantenya kini memang sedang dalam konflik perceraian, namun Dadang kembali tak menghiraukan apa yang ada di pikirannya itu. Ia melanjutkan kembali langkahnya meninggalkan nenek itu yang kini terlihat sedang makan sepiring nasi goreng... pake sedotan.

   Tiba-tiba Hp yang ada di saku celana Dadang bergetar di sertai nada SMS yang terdengar tidak biasa.
"Aku tersesat dan tak tau arah jalan pulang... aku tanpamu... butiran salju..."
Karena tidak hati-hati, Hp yang Dadang ambil dari saku celananya malah jatuh ke tanah, ketika Dadang hendak mengambil Hp itu dengan cara membungkukan tubuhnya, tidak sengaja Dadang melihat ke arah belakang, ternyata kaki si nenek tadi mengambang dan tidak menginjak tanah, Dadang pun merasa takut hingga membuat bulu kuduknya berdiri, awalnya ia mau membaca surat Al-Baqarah ayat 255, tapi setelah ia lihat lagi dengan seksama... "Ohh... pantas saja kakinya gak nginjak tanah." Dadang baru ingat, nenek itu dari tadi memang naik kursi roda.

   Mimik wajah Dadang berubah ceria, setelah membaca SMS yang di kirim ayanhnya mengenai di terimanya Dadang di SMA terfavorit di kota Subang. Namun selang beberapa saat berubah lagi menjadi muram, karena nenek misterius itu memanggilnya kembali dengan kalimat yang tidak mudah di mengerti.
"Hei nak... hati-hati dengan dunia ini di tahun 2043."

Bersambung...

Stevolni eps. 4
"Sedingin Cintamu"
@Thazudin_Story

Tidak ada komentar:

Posting Komentar