Jumat, 13 November 2015

Surat Cinta Yang Hanyut

Hujan selalu membawa kenangan; tentang tetes air menjadi genangan (di pipi), atau genangan menjadi banjir yang menghanyutkan.
Seperti peristiwa 13 November tahun lalu. Saat surat cinta yang kutulis susah payah tiga hari tiga malam, lenyap terbawa arus air.

Wanita yang diam-diam kucintai selama beberapa tahun, ternyata dia kejam. Ia hanya melihat dan membolak-balik surat pemberianku, lalu membuangnya begitu saja keatas air. Tanpa memperdulikan perasaanku samasekali.

Tapi untungnya saat menulis surat itu perasaanku sulit diungkapkan dengan kata-kata. Jadinya isi surat itu kubiarkan saja apa-adanya; kosong, tanpa sepatah katapun tertulis disana.

Entah apa yang membuat wanita itu membuang surat dariku: Apa karena dia tidak menyukaiku? Atau karena kosongnya surat itu? Aku pun tak tau?
Biarlah waktu yang menjawab semuanya. Walaupun waktu tidak tau jawabannya, siapa tau aja dia bisa nyontek temen sebelahnya?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar